Selasa, 24 Maret 2009

Sebuah Perjalanan

Kehidupan manusia bagaikan sebuah perjalanan. Perjalanan yang berawal dari suatu tempat menuju ke tempat yang ingin dituju. Perjalanan itu berawal ketika kita diciptakan oleh Allah di alam arwah, ketika ruh manusia diambil perjanjian dan kesaksiannya oleh Allah. Sebagaimana dijelaskan di dalam Al Quran,

"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (QS Al A’raf: 172).

Dengan kesaksian dan perjanjian ini maka seluruh manusia lahir ke dunia sudah memiliki nilai, yaitu nilai fitrah beriman kepada Allah dan agama yang lurus. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS Ar-Ruum: 30).

Pada fase kehidupan selanjutnya, manusia menempuh perjalanan selanjutnya di alam rahim. Fase yang dimulai dari keadaan manusia dalam bentuk nutfah, kemudian menjadi alaqah (gumpalan darah), lalu menjadi mudghah (gumpalan daging). Mudghah itu ditiupkan ruh ke dalamnya maka jadilah janin yang sempurna yang akan siap menempuh fase perjalanan selanjutnya di dunia.

Setelah menjalani fase kehidupan di alam rahim, kemudian manusia menempuh fase perjalanan kehidupan selanjutnya di dunia. Di dunia, manusia menempuh perjalanan dengan melalui beberapa tahapan, mulai dari masa kanak-kanak, masa dewasa dan masa tua. Akan tetapi, setiap manusia bervariasi dalam menjalani tahapan kehidupan di dunia ini, ada yang hanya menjalani masa-masa kanak-kanak saja, ada yang hanya sampai pada masa dewasa, dan ada pula yang mencapai masa tua. Hal itu tergantung dari jatah waktu yang diberikan oleh Allah kepada setiap manusia untuk menjalani kehidupan di dunia ini.

Di dunia, manusia melalui salah satu dari fase perjalanan kehidupannya. Fase perjalanan kehidupan manusia di dunia adalah fase perjalanan yang panjang dan berliku. Manusia menjalani kehidupan di dunia dengan membawa amanah oleh Allah sebagai hamba dan khalifah. Manusia diberikan ujian oleh Allah di dunia untuk menunjukkan siapa saja manusia yang terbaik amal perbuatannnya. Manusia harus berjuang dan berusaha untuk melalui ujian-ujian yang diberikan oleh Allah. Allah telah memberikan petunjuk kepada manusia untuk menjalani kehidupannya di dunia. Petunjuk itu diperuntukkan bagi manusia agar manusia mampu menjalani kehidupan di dunia dengan baik, dapat melewati ujian-ujian Allah di dunia dan dapat selamat ke tempat tujuan di akhir fase perjalanan kehidupan manusia.

Kehidupan manusia di dunia merupakan bagian dari fase perjalanan panjang hidup manusia. Fase sebelum menuju akhir perjalanan, menuju tempat tujuan. Di dunia, manusia mempersiapkan diri untuk menuju tempat tujuan di akhir perjalanan hidupnya. Kehidupan dunia adalah penentu dari akhir perjananan kehidupan manusia. Keberhasilan manusia untuk sampai di tempat yang dituju tergantung dari perjalanan hidupnya di dunia.

Fase perjalanan hidup manusia selanjutnya setelah menjalani kehidupan di dunia adalah alam barzah di dalam kubur. Fase transisi sebelum fase akhir perjalanan kehidupan manusia di alam akhirat. Pada fase ini, manusia akan merasakan gambaran dari fase perjalanan kehidupan selanjutnya di alam akhirat. Di alam barzah, manusia akan merasakan taman dari taman syurga atau lembah dari lembah neraka. Hal itu merupakan gambaran dari akhir perjalanan yang akan dialami oleh manusia di alam akhirat.

Fase selanjutnya adalah fase akhir dari perjalanan kehidupan manusia yaitu alam akhirat. Alam akhirat merupakan tempat tujuan dari perjalanan hidup manusia. Di tempat inilah manusia akan mengakhiri perjalanan hidupnya. Di akhir perjalanan kehidupannya ini manusia akan terbagi dalam dua tempat, tempat yang penuh kenikmatan dan kebahagian itulah syurga serta tempat yang penuh penderitaan dan kesengsaraan itulah neraka. Tibanya manusia ke salah satu tempat ini tergantung dari fase perjalanan kehidupan manusia sebelumnya di dunia. Barangsiapa yang mengikuti petunjuk Allah dalam menjalani kehidupan di dunia maka ia akan selamat tiba di tempat tujuan yang sebaik-bainya yaitu syurga. Akan tetapi, barangsiapa yang berpaling dan menyimpang dari petunjuk Allah maka ia akan celaka karena ia akan sampai di tempat tujuan yang seburuk-buruknya yaitu neraka.

Sudahkah kita menyadari, keberadaan kita di dunia ini merupakan bagian dari perjalanan panjang kehidupan kita? Sudahkah kita menyadari, bahwa dunia bukanlah tempat tujuan dan akhir dari perjalanan dari hidup kita? Jika kita telah menyadarinya, sudahkah kita mempersiapkan di dunia ini untuk mencapai tempat tujuan dari perjalanan hidup kita? Hidup di dunia bukanlah akhir dari perjalanan hidup kita dan bukanlah tempat tujuan dari perjalanan ini. Kampung akhirat adalah tempat tujuan yang sebenarnya. Jalanilah hidup di dunia ini, bersiaplah untuk mencapai tempat tujuan kita, dan kita akan selamat sampai tujuan selama kita mengikuti petunjuk dari Allah dalam menjalani kehidupan ini. Selamat berjuang menjalani kehidupan. Semoga kita dapat selamat sampai tempat tujuan, sebaik-baik tempat tujuan yaitu syurga.

Baca Selengkapnya...

Selasa, 03 Maret 2009

Hari Ini Milik Anda

Jika kamu berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba. Hari inilah yang akan Anda jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari Anda, dan siangnya menyapa Anda inilah hari Anda.

Umur Anda, mungkin tinggal hari ini. Maka, anggaplah masa hidup Anda hanya hari ini, atau seakan-akan Anda dllahirkan hari ini dan akan mati hari ini juga. Dengan begitu, hidup Anda tak akan tercabik-cabik diantara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acapkali menakutkan.

Pada hari ini pula, sebaiknya Anda mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian dan kerja keras. Dan pada hari inilah, Anda harus bertekad mempersembahkan kualitas shalat yang paling khusyu', bacaan al-Qur'an yang sarat tadabbur, dzikir dengan sepenuh hati, keseimbangan dalam segala hal, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua yang Allah berikan, perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian terhadap kesehatan jiwa dan raga, serta perbuatan baik terhadap sesama.

Pada hari dimana Anda hidup saat inilah sebaiknya Anda membagi waktu dengan bijak. Jadikanlah setiap menitnya laksana ribuan tahun dan setiap detiknya laksana ratusan bulan. Tanamlah kebaikan sebanyakbanyaknya pada hari itu. Dan, persembahkanlah sesuatu yang paling indah untuk hari itu. Ber-istighfar-lah atas semua dosa, ingatlah selalu kepada-Nya, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan menuju alam keabadian, dan nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan! Terimalah rezeki, isteri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan jabatan Anda hari dengan penuh keridhaan.

Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang yang bersyukur.
(QS. Al-A'raf: 144)

Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian dan kebencian. Jangan lupa, hendaklah Anda goreskan pada dinding hati Anda satu kalimat (bila perlu Anda tulis pula di atas meja kerja Anda): Harimu adalah hari ini. Yakni, bila hari ini Anda dapat memakan nasi hangat yang harum baunya, maka apakah nasi basi yang telah Anda makan kemarin atau nasi hangat esok hari (yang belum tentu ada) itu akan merugikan Anda?

Jika Anda dapat minum air jernih dan segar hari ini, maka mengapa Anda harus bersedih atas air asin yang Anda minum kemarin, atau mengkhawatirkan air hambar dan panas esok hari yang belum tentu terjadi? Jika Anda percaya pada diri sendiri, dengan semangat dan tekad yang
kuat Anda, maka akan dapat menundukkan diri untuk berpegang pada prinsip: aku hanya akan hidup hari ini. Prinsip inilah yang akan menyibukkan diri Anda setiap detik untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan semua potensi, dan mensucikan setiap amalan.

Dan itu, akan membuat Anda berkata dalam hati, "Hanya hari ini aku berkesempatan untuk mengatakan yang baik-baik saja. Tak berucap kotor dan jorok yang menjijikkan, tidak akan pernah mencela, menghardik dan juga membicarakan kejelekan orang lain. Hanya hari ini aku berkesempatan menertibkan rumah dan kantor agar tidak semrawut dan berantakan. Dan karena hanya ini saja aku akan hidup, maka aku akan memperhatikan kebersihan tubuhku, kerapian penampilanku, kebaikan tutur kata dan tindak tandukku."

Karena hanya akan hidup hari ini, maka aku akan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Rabb, mengerjakan shalat sesempurna mungkin, membekali diri dengan shalat-shalat sunah nafilah, berpegang teguh pada al-Qur'an, mengkaji dan mencatat segala yang bermanfaat.

Aku hanya akan hidup hari ini, karenanya aku akan menanam dalam hatiku semua nilai keutamaan dan mencabut darinya pohon-pohon kejahatan berikut ranting-rantingnya yang berduri, baik sifat takabur, ujub, riya', dan buruk sangka.

Hanya hari ini aku akan dapat menghirup udara kehidupan, maka aku akan berbuat baik kepada orang lain dan mengulurkan tangan kepada siapapun. Aku akan menjenguk mereka yang sakit, mengantarkan jenazah, menunjukkan jalan yang benar bagi yang tersesat, memberi makan orang kelaparan, menolong orang yang sedang kesulitan, membantu yang orang dizalimi, meringankan penderitaan orang yang lemah, mengasihi mereka yang menderita, menghormati orang-orang alim, menyayangi anak kecil, dan berbakti kepada orang tua.

Aku hanya akan hidup hari ini, maka aku akan mengucapkan, "Wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti mataharimu. Aku tak akan pernah menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung sedetik pun untuk mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi."

"Wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban. Maka, aku tidak akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri hanya untuk sebuah dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan."

"Hari ini milik Anda", adalah ungkapan yang paling indah dalam "kamus kebahagiaan". Kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang paling indah dan menyenangkan.

Dikutip dari :
La Tahzan karya Aidh Al Qarni

Baca Selengkapnya...